Minggu, 05 Juli 2015

Olahraga Diantara Kebersihan Lingkungan dan Narsisme.
Oleh    : Zaqiyah Muawanah kpi 4B 


Karanganyar - Pamor naik Gunung kembali terangkat lagi. Olahraga naik gunung sekaligus menikmati keindahan alam adalah salah satu cara sebagian orang untuk menyalurkan sebuah hoby. Nurul hidayah salah satu alumni mahasiswa hoby mendaki sejak masih duduk di bangku SMA 1 Karanganyar. “ suka naik gunung sejak SMA, sampai kuliah masih dilakoni berkali-kali,” kata ibu Nurul Hidayah, Minggu, 21 Juni 2015. Gunung yang sudah didaki oleh alumi pertanian Universitas Gadjah Mada itu antara lain Gunung Lawu, Gunung Semeru, Gunung Slamet, Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing. “Alumni UGM 27 tahun itu mengaku sangat menyukai olahraga yang sangat menantang sekaligus untuk menguji mentalnya,’’ ujar Nurul Hidayah, Minggu. “ Saya setiap naik gunung juga mengabadikan momen saya dan olahraga yang menantang itu tidak apa-apa namun jangan sampai merusak lingkungan. Namun
seiring berjalannya waktu saya sangat menyayangkan sekali, dengan perkembangan zaman sekarang ini, dulu naik gunung niatnya ya menyalurkan hoby narsis juga tidak salah kita mengabadikan momen saat digunung karena perlu perjuangan yang keras juga untuk sampai digunung, juga niat tulus dari hati untuk menikmati keindahan alam bukan berniat untuk cari stok Display Picture Black Berry Messager, Selfi dan menulis di kertas salam MDPL yang marak disosial media sekarang, narsis boleh tapi jangan sampai merusak gunung”, kata Nurul. Nurul mengaku sering menjumpai sekelompok pendaki dan tak jarang di lihat seorang pendaki membawa kertas dan menulis salam yang marak seperti disosial media, pendaki setelah itu membuang kertasnya disembarang tempat, nurul dan pendaki lainya mengaku miris dengan pola pikir anak jaman sekarang olah raga gunung sudah disalah gunakan dan hanya menuruti gengsi semata.mengunakan naik gunung untuk narsis tidak masalah namun yang perlu disoroti itu jangan sampai merusak lingkungan. “Gunung Lawu salah satu gunung yang sangat banyak diminati para pendaki, seiring berjalannya waktu gunung lawu sekarang kotor sekali dan banyak sampah berceceran disetiap sudut dan botol-botol minuman mineral berserakkan, membuat tidak nyaman lagi Please Take nothing but picture leave but foot print,” Ujar norma fauziah mahasiswa UGM mengaku mendaki satu bulan yang lalu digunung lawu. Senin, 22 juni 2015.
“Perlu diingat tujuan utama mendaki gunung bukanlah semata-mata berhasil membuat foto narsis dipuncaknya untuk disebar luaskan di media sosial (medsos) ataupun Virus 5cm,” ujar Fadilah salah satu pencinta alam Universitas Sebelas Maret semester 6 pendidikan sejarah. Melainkan kembali dengan selamat tanpa meninggalkan beban sampah dan perilaku buruk digunung tersebut. Bedasarkan pengamatan dimedia sosial, sejak medsos booming, tujuan para pendaki mendaki kebanyakan narsis dipuncaknya atau ditempat-tempat yang menurut mereka menawan ataupun menantang, lalu foto narsisnya di-upload ke instagram, facebook, ataupun twitter dan lainnya, minimal dipasang sebagai display picture (DP) di smartphone agar public tahu untuk menaikan gengsi dan pamor bagi pendaki tersebut.
Fenomena narsis digunung kian menjadi , terlebih setelah virus selfie mewabah di sosmed, narsis seakan menjadi menu wajib sejumlah pendaki. “Penggembira era massa kini setibanya di puncak gunung, ketimbang mencari makna hakiki saat mendaki”, ujar paimin mantan pendaki desa Pandakan, Karanganyar, Selasa, 23 Juni 2015. apalagi untuk mencatatkan prestasi untuk negeri. “Narsis atau menampilkan diri sendiri secara berlebihan ini, sebenarnya boleh - boleh saja, tapi alangkah baiknya melihat tempat juga situasi dan kondisi apalagi puncak gunung. Intinya tetap aman dan tetap meninggalkan bekas telapak kaki saja. Semoga peristiwa ini memberi pencerahan kepada pendaki-pendaki muda lainnya untuk tetap mengedepankan keselamatam dan kelestarian alam dalam beraktivitas berunsur petualangan di alam bebas, bebas tapi sopan dan taat pada aturan,” ujar Galih satrio mahasiswa Pendidikan Agama Islam semester 4, Kamis, 25 juni 2015 via SMS. Zaqiyah m


Tidak ada komentar:

Posting Komentar