Olahraga Diantara Kebersihan Lingkungan dan Narsisme.
Oleh : Zaqiyah Muawanah kpi 4B
Karanganyar
- Pamor naik Gunung kembali terangkat
lagi. Olahraga naik gunung sekaligus menikmati keindahan alam adalah salah satu
cara sebagian orang untuk menyalurkan sebuah hoby. Nurul hidayah salah satu
alumni mahasiswa hoby mendaki sejak masih duduk di bangku SMA 1 Karanganyar. “
suka naik gunung sejak SMA, sampai kuliah masih dilakoni berkali-kali,” kata
ibu Nurul Hidayah, Minggu, 21 Juni 2015. Gunung yang sudah didaki oleh alumi
pertanian Universitas Gadjah Mada itu antara lain Gunung Lawu, Gunung Semeru,
Gunung Slamet, Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, dan
Gunung Sumbing. “Alumni UGM 27 tahun itu mengaku sangat menyukai olahraga yang
sangat menantang sekaligus untuk menguji mentalnya,’’ ujar Nurul Hidayah,
Minggu. “ Saya setiap naik gunung juga mengabadikan momen saya dan olahraga yang
menantang itu tidak apa-apa namun jangan sampai merusak lingkungan. Namun
seiring berjalannya waktu saya sangat menyayangkan sekali, dengan perkembangan
zaman sekarang ini, dulu naik gunung niatnya ya menyalurkan hoby narsis juga
tidak salah kita mengabadikan momen saat digunung karena perlu perjuangan yang
keras juga untuk sampai digunung, juga niat tulus dari hati untuk menikmati
keindahan alam bukan berniat untuk cari stok Display Picture Black Berry Messager,
Selfi dan menulis di kertas salam MDPL yang marak disosial media sekarang,
narsis boleh tapi jangan sampai merusak gunung”, kata Nurul. Nurul mengaku
sering menjumpai sekelompok pendaki dan tak jarang di lihat seorang pendaki
membawa kertas dan menulis salam yang marak seperti disosial media, pendaki
setelah itu membuang kertasnya disembarang tempat, nurul dan pendaki lainya
mengaku miris dengan pola pikir anak jaman sekarang olah raga gunung sudah
disalah gunakan dan hanya menuruti gengsi semata.mengunakan naik gunung untuk
narsis tidak masalah namun yang perlu disoroti itu jangan sampai merusak
lingkungan. “Gunung Lawu salah satu gunung yang sangat banyak diminati para
pendaki, seiring berjalannya waktu gunung lawu sekarang kotor sekali dan banyak
sampah berceceran disetiap sudut dan botol-botol minuman mineral berserakkan,
membuat tidak nyaman lagi Please Take nothing but picture leave but foot
print,” Ujar norma fauziah mahasiswa UGM mengaku mendaki satu bulan yang lalu
digunung lawu. Senin, 22 juni 2015.
“Perlu
diingat tujuan utama mendaki gunung bukanlah semata-mata berhasil membuat foto
narsis dipuncaknya untuk disebar luaskan di media sosial (medsos) ataupun Virus
5cm,” ujar Fadilah salah satu pencinta alam Universitas Sebelas Maret semester
6 pendidikan sejarah. Melainkan kembali dengan selamat tanpa meninggalkan beban
sampah dan perilaku buruk digunung tersebut. Bedasarkan pengamatan dimedia
sosial, sejak medsos booming, tujuan para pendaki mendaki kebanyakan narsis
dipuncaknya atau ditempat-tempat yang menurut mereka menawan ataupun menantang,
lalu foto narsisnya di-upload ke instagram, facebook, ataupun twitter dan
lainnya, minimal dipasang sebagai display picture (DP) di smartphone agar
public tahu untuk menaikan gengsi dan pamor bagi pendaki tersebut.
Fenomena
narsis digunung kian menjadi , terlebih setelah virus selfie mewabah di sosmed,
narsis seakan menjadi menu wajib sejumlah pendaki. “Penggembira era massa kini
setibanya di puncak gunung, ketimbang mencari makna hakiki saat mendaki”, ujar
paimin mantan pendaki desa Pandakan, Karanganyar, Selasa, 23 Juni 2015. apalagi
untuk mencatatkan prestasi untuk negeri. “Narsis atau menampilkan diri sendiri
secara berlebihan ini, sebenarnya boleh - boleh saja, tapi alangkah baiknya
melihat tempat juga situasi dan kondisi apalagi puncak gunung. Intinya tetap
aman dan tetap meninggalkan bekas telapak kaki saja. Semoga peristiwa ini
memberi pencerahan kepada pendaki-pendaki muda lainnya untuk tetap
mengedepankan keselamatam dan kelestarian alam dalam beraktivitas berunsur
petualangan di alam bebas, bebas tapi sopan dan taat pada aturan,” ujar Galih
satrio mahasiswa Pendidikan Agama Islam semester 4, Kamis, 25 juni 2015 via
SMS. Zaqiyah
m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar