Sabtu, 04 Juli 2015

PSSI Renggut Hiburan Rakyat


Oleh Purwadi/131211056 KPI 4B

Keputusan PSSI per sabtu (2/5) yang membatalkan seluruh liga disemua kasta membuat masyarakat kehilangan  hiburan.hal ini dilakukan PSSI setelah Menpora membekukan PSSI. Pembekuan itu dilakukan karena PSSI dinilai telah gagal mengurus persepakbolaan Indonesia.
Gogon salah satu Pasoepati (suporter persis solo) menuturkan,” kami sebagai suporter merasa kecewa dengan pembatalan liga yang dilakukan PSSI, karena sepakbola merupakan hiburan masyrakat. Dengan dibatalkannya liga kami mau ngapain bingung.” saat ditemui di Tifosi ( toko marchendise bola) daerah Kartopuran, Serengan, Solo. Kamis malam (7/5). ia juga menambahka efek dari pebatalan ini akan berimbas disemua lini dalam sepakbola. Mulai dari PSSI sendiri, Klub, Suporter dan Pemain. Khusus untuk klu dan pemain dengan pembatalan ini adalah neraka bagi mereka. Dengan pembatalan itu klub akan kebingungan untuk menggaji pemain. Sejauh ini selain dari sponsor,
pemasukan klub-klub adalah dari tiket pertandingan. Jika tak ada pertandingan dari mana tiket bisa terjual. Itupun sponsor mulai pada memutar otak untuk meneken kontrak sponsorship dengan klub.karena takut tidak mendapatkan keuntungan dari kerjasama mereka.
Untuk para pemain hal ini sangat menggangu dengan kemungkinan akan kehilangan pekerjaan mereka sebagai pesepakbola. Kalau tidak, gaji mereka akan sedikit tersendat.” Wong kompetisi digulirkan saja gaji pemain masih banyak yang menunggak, banyak klub besar yang nunggak gaji seperti, Persija, Arema, dan Persebaya. Apalagi kompetisi digulirkan kaya gini.” Imbuh Pasoepati Korwil Banjarsari itu.
Sebagai suporter Gogon hanya bisa megikuti arus. “Kalau atasan bilang begini ya harus ikut begini” tegas pasoepati yang jadi suporter sepakbola sejak masih jaman Arseto Solo itu. “ kalau kita terlalu kritis bisa jadi akan digugat oleh PSSI. Seperti yang dialami Apung Widadi yang mendapatkan surat panggilan dari kepolisian atas nama PSSI. Pemberian surat itu diberikan saat ipung berada di studio metro tv jakarta saat acara Mata Najwa. Saat itu Menpora Imam Nahrawi juga berada di TKP.” Imbuh suporter yang berpenampilan sederhana dan berambut spiky itu.
Gogon yang menyuarakan isi hati para suporter, menginginkan adanya pertemuan antara PSSI dan Menpora guna membahas permaslahan yang terjadi. Akan tetapi hal itu belum terlaksana sampai sekarang bahkan para suporter sudah geram dengan sikap PSSI. Kelompok-kelompok suporter seperti Jak Mania, Viking,bonek dan Posoepati menggelar aksi turun kejalan untuk menggugat keputusan PSSI perihal pembatalan Liga Indonesia.
Gogon berpendapat hanya sanksi FIFA yang bisa menjadi solusi terbaik bagi persepakbolaan Indonesia. “mungkin hanya sanksi FIFA yang bisa mengembalikan sepakbola indonesia ke arah yang lebih baik.” Tegas pasoepati yang juga Juventini ( suporter Juventus ) itu.  Seperti diketahui bahwa FIFA memberikan tenggat waktu sampai tanggal (29/5) untuk PSSI guna memecahkan konfik ini. Jika batas dalam waktu itu PSSI tidak dapat menyelesaikan konflik ini maka sanksi FIFA yang berupa peng –non aktifan Indonesia dalam seluruh kegiatan yang dilakukan FIFA akan diterima Indonesia. Hal ini sangat mengganggu persiapan Timnas U23 yang akan bertarung di arena Sea Games pada awal juni mendatang.
Gogon berkata PSSI telah merenggut hiburan rakyat. Hiburan yang selama ini menjadi sarana refreshing masyarakat yang paling murah saat penatnya kerja melanda. Ia menceritakan bagaiamana suka duka menjadi seorang suporter. Suka ketika tim kebanggaan (Persis Solo) menang dan saat sowan sedulur ke berbagai kota. Duka ketika tandang di hujani batu oleh suporter lawan.
Purwadi/131211056

Tidak ada komentar:

Posting Komentar